Pengertian Majas adalah: Fungsi, Jenis-jenis dan Contoh Majas Pengertian Majas adalah: Fungsi, Jenis-jenis dan Contoh Majas

Pengertian Majas adalah: Fungsi, Jenis-jenis dan Contoh Majas

Saat membaca atau mendengar puisi, prosa, atau bahkan percakapan sehari-hari, mungkin pernah menemukan kata-kata atau ungkapan yang terdengar tidak biasa atau memiliki arti yang berbeda.

Nah, itulah yang disebut dengan majas. Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk memberikan efek retoris atau keindahan pada sebuah tulisan atau ucapan.

Majas merupakan salah satu alat atau gaya bahasa yang digunakan dalam penulisan atau pidato untuk memberikan efek atau kesan yang lebih menarik dan memikat pada pembaca atau pendengar.

Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian majas serta contoh-contoh majas yang sering digunakan dalam penulisan artikel atau pidato.

Pengertian Majas

Majas adalah penggunaan bahasa yang tidak biasa atau tidak lazim untuk memberikan kesan yang lebih menarik, memikat, atau memperkuat makna suatu kalimat.

Majas sering digunakan dalam sastra, puisi, atau pidato untuk memberikan efek yang lebih dramatis atau emosional pada pembaca atau pendengar.

Manfaat Majas dalam Penulisan

Penggunaan majas dalam penulisan memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  1. Menghidupkan tulisan: Majas dapat membuat tulisan lebih menarik dan memikat bagi pembaca.
  2. Memperkuat makna: Penggunaan majas dapat memperkuat makna suatu kalimat atau ungkapan.
  3. Menggambarkan dengan lebih jelas: Majas dapat digunakan untuk menggambarkan suatu hal dengan lebih jelas dan detail.
  4. Menciptakan efek emosional: Majas dapat menciptakan efek emosional pada pembaca atau pendengar, membuat mereka lebih terhubung dengan tulisan atau pidato.

Dalam penulisan, penting untuk menggunakan majas dengan tepat dan tidak berlebihan.

Penggunaan majas yang berlebihan atau tidak sesuai dengan konteks dapat membuat tulisan terasa berlebihan atau tidak meyakinkan.

Jenis-jenis Majas

Ada banyak jenis majas yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Setiap jenis memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah salah satu majas atau gaya bahasa yang sering digunakan dalam sastra dan retorika. Majas ini digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan kata-kata yang memiliki kesamaan atau perbedaan tertentu.

Tujuan dari penggunaan majas perbandingan adalah untuk membuat tulisan atau pidato lebih hidup, menarik, dan menggambarkan gambaran yang lebih jelas kepada pembaca atau pendengar.

Majas perbandingan memiliki beberapa macam sebagai berikut.

1. Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah salah satu majas yang digunakan untuk memberikan atribut atau karakteristik manusia kepada benda mati, hewan, atau makhluk lainnya.

Dalam majas ini, benda mati atau makhluk hidup tersebut diberikan sifat-sifat manusia seperti berbicara, berpikir, atau bergerak.

Majas personifikasi sering digunakan dalam sastra untuk memberikan kesan yang lebih hidup dan menarik pada tulisan.

Contoh-contoh Majas Personifikasi

Berikut ini adalah 20 contoh majas personifikasi yang sering digunakan dalam sastra maupun dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Bunga mawar tersenyum di taman.
  2. Angin berbisik lembut di telinga.
  3. Bulan menyinari malam dengan senyumnya.
  4. Api kemarahan membara dalam hatinya.
  5. Gunung menjulang tinggi di langit biru.
  6. Matahari terbenam dengan perlahan di ufuk barat.
  7. Daun-daun berguguran menari-nari di atas tanah.
  8. Ombak laut mengguncang dengan marahnya.
  9. Buku-buku di perpustakaan berbisik memanggil pembaca.
  10. Waktu berlalu begitu cepat seperti burung yang terbang.
  11. Langit menangis dengan derasnya hujan.
  12. Angin malam berbisik pelan di telinga.
  13. Bintang-bintang berkelap-kelip di langit malam.
  14. Gunung berdiri kokoh menjaga keindahan alam.
  15. Daun-daun bergoyang menari di atas pohon.
  16. Bunga-bunga di taman berbisik saling menyapa.
  17. Waktu terus berjalan tanpa henti.
  18. Burung-burung berkicau riang di pagi hari.
  19. Wajah bulan tersenyum di langit malam.
  20. Buku-buku di rak berbisik ingin dibaca.

2. Majas Metafora

Majas metafora adalah penggunaan kata-kata atau frasa yang tidak secara harfiah menggambarkan objek atau situasi yang dimaksud.

Dalam majas ini, kita menggunakan kata-kata yang memiliki hubungan atau kesamaan dengan objek atau situasi yang ingin kita gambarkan.

Metafora memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan menarik bagi pembaca atau pendengar.

Contoh-contoh Majas Metafora

Berikut ini adalah 20 contoh majas metafora yang dapat membantu kamu memahami penggunaannya:

  1. “Dia adalah matahari dalam hidupku.”
  2. “Hujan air mata mengalir dari matanya.”
  3. “Cintamu adalah bunga yang indah.”
  4. “Dia adalah elang yang gagah.”
  5. “Wajahnya adalah bulan yang bersinar.”
  6. “Dia adalah harimau di tempat kerjanya.”
  7. “Hidup ini adalah seperti roller coaster.”
  8. “Dia adalah pilar yang kuat dalam keluarga.”
  9. “Cintaku bagaikan samudra yang dalam.”
  10. “Kemarahannya adalah gunung berapi yang meletus.”
  11. “Perasaannya seperti angin yang berhembus lembut.”
  12. “Dia adalah malaikat yang melindungiku.”
  13. “Cintamu adalah api yang membakar hatiku.”
  14. “Dia adalah pelangi dalam hidupku.”
  15. “Kesedihannya adalah lautan yang dalam.”
  16. “Dia adalah bintang yang bersinar di malam hari.”
  17. “Cintanya adalah obat yang menyembuhkan luka hatiku.”
  18. “Dia adalah pahlawan dalam hidupku.”
  19. “Kegembiraannya adalah kembang api yang indah.”
  20. “Dia adalah burung yang bebas terbang.”

3. Majas Asosiasi

Majas asosiasi adalah majas yang menggunakan keterkaitan atau hubungan antara dua hal yang berbeda untuk menciptakan gambaran yang lebih hidup dan kuat.

Dengan menggunakan majas asosiasi, penulis atau pembicara dapat mengekspresikan ide atau perasaan dengan cara yang lebih menarik dan memikat.

Contoh-contoh Majas Asosiasi

Berikut ini adalah 20 contoh majas asosiasi yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia:

  1. “Wajahnya bagai bulan purnama yang terang benderang.”
  2. “Suara merdu ibu mengalun seperti aliran sungai yang tenang.”
  3. “Kehidupan ibarat roda yang terus berputar.”
  4. “Cinta mereka seperti bunga yang mekar di musim semi.”
  5. “Senyumnya seperti mentari pagi yang menyinari hari.”
  6. “Tubuhnya ramping seperti pohon bambu yang tegak.”
  7. “Ketulusan hatinya seperti air yang mengalir jernih.”
  8. “Kemarahannya meledak-ledak seperti gunung berapi yang meletus.”
  9. “Mimpi-mimpinya terbang bebas seperti burung di angkasa.”
  10. “Kecepatannya seperti kilat yang menyambar langit.”
  11. “Kesedihannya mengalir seperti air terjun yang deras.”
  12. “Kesabaran ibu seperti pohon yang tumbuh perlahan namun kokoh.”
  13. “Candanya manis seperti gula yang larut dalam teh.”
  14. “Kesendirian malam itu seperti gelapnya lubang yang tak berujung.”
  15. “Kegelisahan hatinya seperti burung yang terperangkap dalam sangkar.”
  16. “Ketegangannya seperti senar gitar yang siap bergetar.”
  17. “Ketajaman pikirannya seperti pedang yang tajam.”
  18. “Kepedulian mereka seperti sinar matahari yang menyinari dunia.”
  19. “Ketulusan cintanya seperti embun pagi yang menyejukkan.”
  20. “Kegembiraannya meledak seperti kembang api di langit malam.”
Baca Juga :   Dampak Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Upaya Penanggulangannya

4. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal secara berlebihan atau melebih-lebihkan.

Dalam majas ini, penggunaan kata-kata atau frasa-frasa yang berlebihan bertujuan untuk memberikan kesan yang dramatis atau memperjelas suatu pernyataan.

Majas hiperbola sering digunakan dalam puisi, lagu, atau cerita untuk memberikan efek yang lebih kuat dan menggambarkan sesuatu secara berlebihan.

Contoh-contoh Majas Hiperbola

Berikut ini adalah 20 contoh majas hiperbola dalam bahasa Indonesia:

  1. “Rumahku seperti istana yang megah di tengah padang pasir.”
  2. “Anak itu makan sebanyak gajah.”
  3. “Sungai ini begitu dalam, sampai ke akar bumi.”
  4. “Kemarau tahun ini begitu panas, membuat tanah menjadi gersang.”
  5. “Dia menangis sebanyak air di sungai Ganges.”
  6. “Pohon itu tingginya sampai ke langit.”
  7. “Kerumunan orang di pasar begitu padat, seperti semut-semut yang bergerombol.”
  8. “Hujan deras turun seperti air terjun yang tak berhenti.”
  9. “Dia berlari secepat kilat.”
  10. “Kemarahannya membakar seperti api yang menyala-nyala.”
  11. “Wajahnya putih seperti salju yang belum pernah terinjak.”
  12. “Ia berteriak sekeras petir yang menyambar langit.”
  13. “Bukit itu tingginya seperti gunung yang menjulang.”
  14. “Kerumunan itu bergerak seperti ombak yang menghantam pantai.”
  15. “Suara musik itu mengalun seperti nyanyian malaikat.”
  16. “Bapak itu memiliki kebijaksanaan sebesar samudera.”
  17. “Anak itu makan sebanyak nasi yang ada di sawah.”
  18. “Ketika dia tersenyum, dunia terasa bercahaya seperti matahari yang bersinar terang.”
  19. “Ia menangis sebanyak air di lautan.”
  20. “Pencuri itu berlari secepat kilat yang menyambar langit.”

5. Majas Eufemisme

Majas eufemisme adalah salah satu majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang lebih halus atau lebih sopan.

Dalam majas ini, kata-kata yang digunakan memiliki makna yang lebih ringan atau lebih tidak langsung daripada kata-kata yang sebenarnya.

Contoh-contoh Majas Eufemisme

Berikut ini adalah 20 contoh majas eufemisme yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari:

  1. Menjaga kebersihan diri (menggunakan toilet) – Contoh: “Aku pergi ke kamar mandi untuk menjaga kebersihan diri.”
  2. Mengambil jalan pintas (mencuri) – Contoh: “Dia sering mengambil jalan pintas dalam mencapai kesuksesannya.”
  3. Menyusutkan jumlah karyawan (mem-PHK) – Contoh: “Perusahaan sedang melakukan penyusutan jumlah karyawan.”
  4. Masalah kecil (masalah besar) – Contoh: “Jangan khawatir, itu hanya masalah kecil.”
  5. Memiliki hari yang sulit (mengalami masalah) – Contoh: “Dia sedang memiliki hari yang sulit.”
  6. Menyampaikan berita buruk (memberi tahu kabar buruk) – Contoh: “Aku harus menyampaikan berita buruk ini padamu.”
  7. Orang dewasa (orang tua) – Contoh: “Aku sangat berterima kasih kepada orang dewasa dalam hidupku.”
  8. Menjaga keharmonisan hubungan (menghindari konflik) – Contoh: “Kita harus menjaga keharmonisan hubungan kita.”
  9. Pergi ke alam abadi (meninggal dunia) – Contoh: “Kakek pergi ke alam abadi tahun lalu.”
  10. Menjaga keseimbangan keuangan (menjaga agar tidak bangkrut) – Contoh: “Keluarga kami selalu berusaha menjaga keseimbangan keuangan.”
  11. Mengalami perubahan (diberhentikan) – Contoh: “Dia mengalami perubahan dalam pekerjaannya.”
  12. Menghadapi tantangan (mengalami kesulitan) – Contoh: “Dia sedang menghadapi tantangan besar dalam hidupnya.”
  13. Menjaga kestabilan emosi (mengendalikan amarah) – Contoh: “Aku harus belajar menjaga kestabilan emosiku.”
  14. Menyimpan rahasia (berbohong) – Contoh: “Aku berjanji akan menyimpan rahasia ini dengan baik.”
  15. Menghilangkan stres (minum alkohol) – Contoh: “Dia sering minum untuk menghilangkan stres.”
  16. Menjaga kenyamanan (menghindari konflik) – Contoh: “Aku ingin menjaga kenyamanan di antara kita.”
  17. Menyimpan barang berharga (mencuri) – Contoh: “Dia suka menyimpan barang berharga orang lain.”
  18. Memiliki kekurangan (tidak pandai) – Contoh: “Aku memiliki kekurangan dalam memasak.”
  19. Menjaga privasi (menghindari pertanyaan pribadi) – Contoh: “Maaf, aku ingin menjaga privasiku.”
  20. Menjaga kesehatan (menghindari makanan tidak sehat) – Contoh: “Aku selalu berusaha menjaga kesehatanku.”

6. Majas Metonimia

Majas Metonimia adalah penggunaan kata atau ungkapan yang menggantikan kata atau ungkapan lain yang berkaitan dengan hal yang sama.

Majas ini umumnya menggunakan merek dagang untuk menggambarkan suatu hal untuk menggantikan kata benda atau jasa yang digunakan.

Dalam metonimia, kata yang digunakan merupakan bagian dari hal yang ingin diungkapkan atau menggantikan hal tersebut.

Contoh Majas Metonimia
  1. “Rani terbang dengan Garuda untuk pergi ke Bali.”
  2. “Ia selalu makan Dua Kelinci ketika menonton sepak bola.”
  3. “Kapal Api memang paling nikmat diseduh saat hujan.”
  4. “Besok Putri dan keluarganya akan mudik naik Kijang.”
  5. “Bela menggunakan Acer untuk bekerja.”
  6. “Kemarin Gita bersama temannya makan McDonald’s.”
  7. “Ibu mencuci baju memakai Attack.”
  8. “Makanan kesukaan Dita adalah Indomie.”
  9. “Rizki membeli sebungkus Mentos di toko.”
  10. “Ratih suka minum Aqua.”
  11. “Adik pergi ke rumah teman naik Legenda.”
  12. “Ayah Menikmati Kapal Api di setiap pagi dan sore hari.”
  13. Saya akan “Googling” informasi tentang tempat wisata yang menarik.
  14. Tolong belikan “Kleenex” saat pergi ke toko, tisu habis di rumah.
  15. Dia selalu membawa “Band-Aid” di tasnya untuk keperluan darurat.
  16. Tolong pakai “Velcro” untuk mengikat tali sepatu itu lebih kuat.
  17. Apakah kamu bisa mengirim pesan lewat “WhatsApp” tentang perubahan jadwal?
  18. Dia suka mengumpulkan sepatu “Nike” dari koleksinya.
  19. Anak-anak senang bermain “PlayStation” di waktu luang mereka.
  20. Kami akan menggunakan “Skype” untuk melakukan rapat daring dengan klien.

7. Majas Simile

Majas simile adalah salah satu majas yang sering digunakan dalam sastra dan bahasa sehari-hari. Majas ini digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan kata “seperti” atau “bagai”.

Majas simile digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan menarik dalam tulisan atau percakapan. Dengan menggunakan majas ini, kita dapat membuat perbandingan yang kuat dan memikat pembaca atau pendengar.

Selain itu, majas simile juga dapat memperkaya bahasa kita dan membuat tulisan atau percakapan menjadi lebih hidup.

Contoh majas simile
  1. Rambutnya hitam seperti malam.
  2. Matanya biru bagai langit.
  3. Tubuhnya kuat seperti baja.
  4. Tinggi seperti menara.
  5. Senyumnya manis seperti gula.
  6. Wajahnya putih seperti salju.
  7. Cepat seperti kilat.
  8. Peluhnya deras seperti air terjun.
  9. Tidurnya nyenyak seperti bayi.
  10. Rumahnya besar seperti istana.
  11. Suara mereka keras seperti petir.
  12. Senyumnya lebar seperti sabit bulan.
  13. Berjalan lambat seperti kura-kura.
  14. Bintang-bintang di langit berkilauan seperti berlian.
  15. Perasaannya hangat seperti sinar matahari.
  16. Buku ini tebal seperti kamus.
  17. Kulitnya lembut seperti sutra.
  18. Senyumnya cerah seperti mentari pagi.
  19. Senyumnya tulus seperti ibu.
  20. Cantik seperti bunga mawar.

8. Majas Alegori

Majas alegori adalah majas yang menggunakan lambang-lambang untuk menyatakan suatu hal yang lain. Majas alegori sering digunakan dalam karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel.

Majas ini merupakan salah satu jenis majas yang sering digunakan dalam sastra dan tulisan.

Dalam majas alegori, makna yang terkandung dalam kata-kata atau kalimat tidak hanya bersifat literal, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam dan kompleks.

Contohnya, “rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau” adalah sebuah majas alegori yang menggambarkan perasaan iri terhadap kehidupan orang lain. Rumput tetangga yang terlihat lebih hijau sebenarnya menggambarkan kehidupan orang lain yang terlihat lebih baik dari kehidupan kita sendiri.

Contoh majas alegori
  1. “Hujan deras mengguyur hatiku yang sedih.”
  2. “Cinta adalah bunga yang perlu disiram setiap hari.”
  3. “Dia adalah matahari dalam hidupku.”
  4. “Kehidupan adalah perjalanan yang harus kita tempuh.”
  5. “Waktu adalah pedang yang tajam.”
  6. “Dia adalah malaikat yang menjaga langkahku.”
  7. “Senyumnya adalah obat penawar hatiku yang luka.”
  8. “Kehidupan adalah taman yang penuh dengan bunga dan duri.”
  9. “Dia adalah ombak yang menghancurkan hatiku.”
  10. “Cinta adalah api yang membakar dalam hatiku.”
  11. “Dia adalah angin yang membawa harum bunga.”
  12. “Kehidupan adalah panggung sandiwara.”
  13. “Dia adalah pelangi dalam hidupku yang gelap.”
  14. “Cinta adalah pohon yang harus kita rawat dengan baik.”
  15. “Dia adalah bintang yang menerangi malamku.”
  16. “Kehidupan adalah labirin yang penuh dengan rintangan.”
  17. “Dia adalah air yang mengalir dalam hidupku.”
  18. “Cinta adalah burung yang bebas terbang di langit biru.”
  19. “Dia adalah matahari yang menerangi hari-hariku.”
  20. “Kehidupan adalah tarian yang harus kita ikuti dengan penuh semangat.”
Baca Juga :   Sintaksis: Jenis, Bentuk dan Ragam Kalimat

9. Majas Sinekdok

Majas sinekdok adalah majas yang menggunakan bagian dari suatu objek untuk mewakili keseluruhan objek tersebut atau sebaliknya.

Majas sinekdok dapat memberikan kekuatan ekspresi dan kesan yang lebih dalam dalam tulisan.

Contoh majas sinekdok
  1. “Tangan-tangan yang membantu” (maksudnya adalah orang-orang yang membantu)
  2. “Sepuluh kepala” (maksudnya adalah sepuluh orang)
  3. “Dua puluh mata” (maksudnya adalah dua puluh orang)
  4. “Mengangkat topi” (maksudnya adalah memberi penghormatan)
  5. “Baca Al-Qur’an” (maksudnya adalah membaca seluruh isi Al-Qur’an)
  6. “Atap rumah” (maksudnya adalah rumah secara keseluruhan)
  7. “Gelang tangan” (maksudnya adalah gelang yang dipakai di tangan)
  8. “Mendengarkan Mozart” (maksudnya adalah mendengarkan musik karya Mozart)
  9. “Kepala keluarga” (maksudnya adalah orang yang menjadi pemimpin keluarga)
  10. “Menyapu lantai” (maksudnya adalah membersihkan seluruh lantai)
  11. “Mengemudi mobil” (maksudnya adalah mengemudi seluruh mobil)
  12. “Membaca novel” (maksudnya adalah membaca seluruh isi novel)
  13. “Mendengarkan berita” (maksudnya adalah mendengarkan seluruh berita)
  14. “Mengikuti kelas” (maksudnya adalah mengikuti seluruh kelas)
  15. “Menonton film” (maksudnya adalah menonton seluruh film)
  16. “Membeli buku” (maksudnya adalah membeli seluruh buku)
  17. “Menghafal puisi” (maksudnya adalah menghafal seluruh puisi)
  18. “Menggambar pemandangan” (maksudnya adalah menggambar seluruh pemandangan)
  19. “Membangun rumah” (maksudnya adalah membangun seluruh rumah)
  20. “Menulis surat” (maksudnya adalah menulis seluruh surat)

10. Majas Simbolik

Majas simbolik adalah salah satu gaya bahasa yang digunakan dalam sastra untuk menyampaikan makna secara tidak langsung melalui penggunaan simbol atau lambang.

Dalam majas ini, kata atau kalimat digunakan untuk mewakili sesuatu yang lebih dalam atau abstrak.

Majas simbolik dapat memberikan kekuatan dan kedalaman pada karya sastra. Dengan menggunakan simbol-simbol ini, penulis dapat menggambarkan perasaan, emosi, atau konsep yang sulit diungkapkan secara langsung.

Contoh majas simbolik
  1. Api: melambangkan kemarahan atau kekuatan.
  2. Bunga: melambangkan keindahan atau kehidupan.
  3. Gelap: melambangkan ketakutan atau kejahatan.
  4. Burung: melambangkan kebebasan atau harapan.
  5. Matahari: melambangkan kecerahan atau kebahagiaan.
  6. Bulan: melambangkan keindahan atau kelembutan.
  7. Laut: melambangkan kebesaran atau ketidakberdayaan.
  8. Hujan: melambangkan kesedihan atau keberuntungan.
  9. Batu: melambangkan kekuatan atau ketahanan.
  10. Pohon: melambangkan kehidupan atau pertumbuhan.
  11. Angin: melambangkan perubahan atau kebebasan.
  12. Gunung: melambangkan kestabilan atau ketahanan.
  13. Burung hantu: melambangkan kebijaksanaan atau misteri.
  14. Api unggun: melambangkan kehangatan atau persatuan.
  15. Salju: melambangkan kebersihan atau ketenangan.
  16. Api biru: melambangkan ketenangan atau kejernihan.
  17. Angin malam: melambangkan kesendirian atau kegelapan.
  18. Burung merpati: melambangkan kedamaian atau kasih sayang.
  19. Api abadi: melambangkan keabadian atau kehidupan abadi.
  20. Api neraka: melambangkan siksaan atau kehancuran.

2. Majas Pertentangan

Majas ini digunakan untuk menciptakan perbedaan atau kontras yang kuat antara dua hal yang berlawanan. Tujuannya adalah untuk menyoroti perbedaan tersebut dan menarik perhatian pembaca atau pendengar.

Majas ini digunakan untuk menyampaikan suatu pernyataan yang bertentangan dengan situasi yang sebenarnya. Dalam majas ini, ada perbedaan antara apa yang dikatakan dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Salah satu contoh majas pertentangan adalah ironi. Ironi adalah suatu pernyataan yang sebenarnya bertentangan dengan situasi yang sebenarnya.

Misalnya, jika seseorang jatuh dan kita berkata, “Hebat, kamu benar-benar ahli dalam berjalan!” Ini adalah contoh ironi, karena sebenarnya orang tersebut tidak ahli dalam berjalan.

Majas pertentangan terdiri dari:

1. Majas Litotes

Majas ini digunakan untuk menyampaikan suatu makna dengan cara mengungkapkan hal yang sebenarnya lebih lemah atau kurang dari apa yang sebenarnya dimaksudkan.

Majas litotes ini sering digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk memberikan efek retoris dan memperkuat makna suatu pernyataan.

Dengan menggunakan litotes, kita dapat menyampaikan sesuatu dengan cara yang lebih halus dan tidak terlalu berlebihan.

Contoh majas litotes
  1. Saya tidak tidak senang dengan hadiah ini.
  2. Anak-anak itu tidak buruk dalam pertandingan.
  3. Kamu tidak terlalu bodoh.
  4. Saya tidak tidak ingin mengunjungi tempat itu.
  5. Kualitas film ini tidak buruk.
  6. Itu bukan ide yang tidak bagus.
  7. Bukunya tidak tidak menarik.
  8. Kamu tidak tidak bisa melakukannya.
  9. Malam ini tidak tidak terlalu dingin.
  10. Acara itu tidak tidak mengecewakan.

2. Majas Paradoks

Majas paradoks adalah salah satu majas retoris yang menggunakan pernyataan yang terlihat bertentangan atau tidak masuk akal untuk menciptakan efek yang menarik dalam tulisan atau pidato.

Majas ini sering digunakan untuk memancing perhatian pembaca atau pendengar dan membuat mereka berpikir lebih dalam tentang pesan yang disampaikan.

Contoh-contoh Majas Paradoks

Berikut ini adalah 10 contoh majas paradoks yang sering digunakan dalam tulisan atau pidato:

  1. “Hidup hanya bisa dimengerti secara retrospektif, tetapi harus dijalani secara prospektif.”
  2. “Saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa.”
  3. “Semakin banyak yang saya pelajari, semakin banyak yang saya sadari bahwa saya tidak tahu apa-apa.”
  4. “Ketika saya diam, saya terdengar lebih keras.”
  5. “Dia adalah seorang pecandu kebebasan yang terjerat dalam belenggu rutinitas.”
  6. “Saya tidak pernah merasa sepi ketika saya sendirian.”
  7. “Jika Anda ingin hidup, jangan takut mati.”
  8. “Hanya orang gila yang waras.”
  9. “Saya adalah orang yang sangat malas, tetapi saya selalu menemukan cara untuk menyelesaikan pekerjaan.”
  10. “Saya tidak bisa tidur karena saya terlalu lelah.”

3. Majas Antitesis

Majas antitesis adalah salah satu gaya bahasa yang sering digunakan dalam sastra dan retorika. Majas ini menunjukkan perpaduan kontras atau perlawanan antara dua hal yang berlawanan.

Biasanya, antitesis digunakan untuk menciptakan efek dramatis atau memperkuat pernyataan yang ingin disampaikan.

Contoh majas antitesis
  1. “Manusia hidup, manusia mati.”
  2. “Cinta dan benci adalah dua sisi mata uang yang sama.”
  3. “Dia adalah malaikat yang jahat.”
  4. “Hidup adalah mati, dan mati adalah hidup.”
  5. “Panas terik siang, dingin menusuk malam.”
  6. “Cerita ini pahit manis, suka duka.”
  7. “Dia cantik tapi berbahaya.”
  8. “Hari ini senang, besok sedih.”
  9. “Dia pintar tapi malas.”
  10. “Sangat kaya tapi sangat miskin hati.”

4. Majas Kontradiksi Interminis

Majas kontradiksi interminis adalah salah satu majas yang sering digunakan dalam sastra dan retorika.

Majas ini terdiri dari dua kata yang bertentangan atau berlawanan, tetapi digabungkan menjadi satu ungkapan yang memiliki makna yang lebih dalam.

Contoh majas kontradiksi interminis
  1. Senyumnya menusuk hati.
  2. Cahaya gelap malam.
  3. Senja yang terang gelap.
  4. Suara bisikan yang keras lembut.
  5. Keindahan yang mengerikan.
  6. Kegelapan yang bercahaya.
  7. Senyap yang berisik.
  8. Kelembutan yang tajam.
  9. Kebebasan yang membelenggu.
  10. Kesunyian yang berisik.

3. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah salah satu bentuk majas yang sering digunakan dalam berbagai tulisan atau pidato.

Majas ini digunakan untuk menyampaikan kritik atau sindiran secara tidak langsung, namun dengan cara yang halus dan terkadang humoris.

Majas sindiran terdiri dari:

1. Majas Ironi

Majas ironi adalah majas yang menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan makna yang sesungguhnya. Majas ini sering digunakan untuk mengungkapkan sindiran secara halus.

Baca Juga :   Pengertian Manajemen dan Manager
Contoh majas ironi
  1. “Kamu benar-benar seorang jenius, sampai-sampai aku merasa bodoh di dekatmu.”
  2. “Kamu sangat baik hati, sampai-sampai kamu selalu memaafkan kesalahan orang lain.”
  3. “Kamu sangat jujur, sampai-sampai kamu selalu mengatakan hal yang tidak enak didengar.”
  4. “Kamu sangat rajin, sampai-sampai kamu tidak pernah meluangkan waktu untuk bersantai.”
  5. “Kamu sangat cantik, sampai-sampai semua orang terpana melihatmu.”
  6. Seperti raja di negeri sendiri: Menggambarkan seseorang yang merasa sangat berkuasa dan dominan di lingkungannya.
  7. Menyiram air ke daun kelapa: Menggambarkan tindakan yang tidak berguna atau sia-sia.
  8. Menyimpan di kantong celana: Menggambarkan tindakan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau tidak terbuka.
  9. Berkata dengan lidah bercabang: Menggambarkan seseorang yang berbicara dengan cara yang ambigu atau tidak jujur.
  10. Bagai air di daun talas: Menggambarkan situasi yang tidak stabil atau tidak pasti.

2. Majas Sinisme

Majas sinisme adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar atau sinis untuk mengungkapkan sindiran atau ejekan terhadap seseorang atau sesuatu.

Majas sinisme sering digunakan untuk mengungkapkan kekesalan, ketidaksetujuan, atau kritik secara tidak langsung.

Majas ini memiliki tujuan untuk mengungkapkan ketidakpuasan atau ketidaksetujuan terhadap suatu hal atau situasi. Berikut ini adalah 10 contoh penggunaan majas sinisme:

  1. “Kerjaannya hanya makan, tidur, dan main game saja. Pantas saja hidupnya tidak maju-maju.”
  2. “Ucapanmu bagaikan angin lalu, tidak ada gunanya.”
  3. “Kecerdasannya tidak sebanding dengan tingginya badan.”
  4. “Kecantikanmu hanya kulit luar saja, dalamnya kosong.”
  5. “Kelakuanmu seperti anak kecil, tidak ada tanggung jawab.”
  6. “Kerjaannya hanya bisa bergaya, tapi tidak bisa kerja.”
  7. “Ucapanmu manis sekali, tapi manis di bibir saja.”
  8. “Kepandaiannya hanya bisa di atas kertas saja, tidak bisa dipraktikkan.”
  9. “Kecantikanmu hanya bisa dilihat dari luar, tidak bisa dirasakan dari dalam.”
  10. “Kelakuanmu seperti anjing, suka menggigit orang yang tidak bersalah.”

3. Majas Sarkasme

Majas sarkasme adalah majas yang menggunakan kata-kata yang kasar dan menyakitkan hati untuk menyatakan sindiran yang pedas.

Majas sarkasme bertujuan untuk menyindir seseorang atau sesuatu dengan cara yang kasar dan menyakitkan hati.

Contoh majas sarkasme
  1. “Suaramu memang merdu, tapi sayang isinya hanya omong kosong.”
  2. “Ketampananmu memang luar biasa, tapi sayang hanya di luar saja.”
  3. “Kebaikanmu memang patut dicontoh, tapi sayang hanya di depan orang saja.”
  4. “Otaknya memang encer, tapi sayang hanya untuk hal-hal yang tidak berguna.”
  5. “Kerjanya memang rajin, tapi sayang hasilnya selalu salah.”
  6. “Kata-katanya memang manis, tapi sayang hanya untuk merayu.”
  7. “Sikapmu memang baik, tapi sayang hanya di depan orang saja.”
  8. “Kepeduliannya memang tinggi, tapi sayang hanya untuk dirinya sendiri.”

4. Majas Penegasan

Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk memperjelas dan mempertegas suatu obyek dalam sebuah kalimat. Bentuk majas yang digunakan untuk memberikan penekanan atau kepastian pada suatu pernyataan

Gaya bahasa yang digunakan pada majas penegasan dapat mempengaruhi pendapat dan persetujuan dari pembaca atau pendengar.

Majas penegasan terdiri dari:

1. Majas Pleonasme

Majas pleonasme adalah salah satu majas yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia. Majas ini terjadi ketika ada pengulangan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu.

Tujuan dari penggunaan majas pleonasme adalah untuk memberikan efek retoris atau pem emphasis terhadap suatu kalimat atau ungkapan.

Contoh Majas Pleonasme
  1. “Ayo kita turun ke bawah.”
  2. “Dia berdiri tegak.”
  3. “Mereka berlari cepat-cepat.”
  4. “Saya mendengar dengan telinga saya sendiri.”
  5. “Dia berbicara dengan suara lantang.”
  6. “Bawa masuk ke dalam semua barang-barang.”
  7. “Dia melangkah kakinya ke depan.”
  8. “Darah merah itu mengucur deras dari lukanya.”
  9. “Dia minum air dengan gelas.”
  10. “Dia membaca buku dengan mata.”

2. Majas Repetisi

Majas repetisi adalah pengulangan kata atau frasa yang sama dalam sebuah kalimat atau rangkaian kalimat.

Tujuan dari penggunaan majas ini adalah untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan dan membuat pembaca atau pendengar lebih terkesan.

Contoh-contoh Majas Repetisi

Berikut ini adalah 10 contoh majas repetisi yang sering digunakan dalam sastra dan retorika:

  1. “Malam-malam yang sunyi, malam-malam yang sepi.”
  2. “Dia datang dengan senyum, dia datang dengan tawa.”
  3. “Hidup ini pahit, hidup ini pedih.”
  4. “Berkat-Nya, berkat-Nya yang melimpah.”
  5. “Hujan turun, hujan reda, hujan turun kembali.”
  6. “Dia pergi, dia tidak kembali.”
  7. “Masa lalu yang kelam, masa depan yang cerah.”
  8. “Dia berlari, dia terus berlari.”
  9. “Cinta datang, cinta pergi, cinta datang lagi.”
  10. “Hari ini, hari ini yang istimewa.”

3. Majas Retorika

Majas retorika adalah majas yang menggunakan kalimat tanya untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban.

Kalimat tanya yang digunakan dalam majas retorika tidak dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban, melainkan untuk memberikan penegasan atau sindiran.

Contoh majas retorika
  1. “Apakah dunia ini akan kiamat jika kau tidak datang?”
  2. “Apakah aku harus menjadi batu agar kau mau memperhatikanku?”
  3. “Apakah kau tidak bisa berpikir untuk diri sendiri?”
  4. “Apakah kau tidak tahu malu?”
  5. “Apakah kau tidak pernah merasa lelah dengan kesombonganmu?”

4. Majas Klimaks

Majas klimaks adalah majas yang menyatakan suatu hal secara berurutan dari yang paling rendah ke yang paling tinggi, dari yang paling sedikit ke yang paling banyak, atau dari yang paling lemah ke yang paling kuat.

Contoh majas klimaks
  1. “Dari desa hingga kota, semua orang ikut merayakan hari kemerdekaan.”
  2. “Dari pagi hingga malam, ia bekerja tanpa lelah.”
  3. “Dari yang muda hingga yang tua, semuanya turut berduka atas kepergiannya.”
  4. “Dari yang kecil hingga yang besar, semua hewan dilindungi oleh undang-undang.”
  5. “Dari yang miskin hingga yang kaya, semuanya berhak mendapatkan pendidikan.”

5. Majas Antiklimaks

Majas antiklimaks adalah majas yang menyatakan urutan dua hal atau lebih yang semakin menurun dari segi kualitas, kuantitas, atau intensitasnya.

Majas ini sering digunakan untuk memberikan kesan antiklimaks atau mengecewakan.

Contoh majas antiklimaks
  1. “Dari seorang pengusaha yang kaya raya, kini ia hanya tinggal seorang gelandangan yang lusuh.”
  2. “Dari seorang artis yang terkenal, kini ia hanya tinggal seorang mantan artis yang terlupakan.”
  3. “Dari seorang politisi yang disegani, kini ia hanya tinggal seorang koruptor yang dipenjara.”
  4. “Dari seorang sarjana yang pintar, kini ia hanya tinggal seorang pengangguran yang menganggur.”
  5. “Dari seorang penulis yang produktif, kini ia hanya tinggal seorang pengarang yang terbengkalai.”

6. Majas Paralelisme

Majas ini menggambarkan pengulangan pola kalimat atau frasa yang memiliki struktur yang sama. Tujuannya adalah untuk menciptakan kesan ritme dan keindahan dalam tulisan.

Contoh majas paralelisme
  1. “Dia bekerja keras, dia belajar dengan tekun, dan dia selalu berusaha yang terbaik.”
  2. “Ia pandai berbicara, ia mahir menulis, dan ia jago berpidato.”
  3. “Hujan turun dengan lebat, angin bertiup kencang, dan petir menyambar di langit.”
  4. “Dia tinggi, dia tampan, dan dia berbakat.”
  5. “Ia berlari cepat, ia melompat tinggi, dan ia melempar jauh.”
  6. “Taman ini indah, taman ini sejuk, dan taman ini tenang.”
  7. “Dia membaca buku, dia menulis puisi, dan dia melukis gambar.”
  8. “Anak itu cerdas, anak itu rajin, dan anak itu sopan.”
  9. “Ia menyanyi dengan merdu, ia menari dengan lincah, dan ia bermain musik dengan mahir.”
  10. “Mereka tertawa, mereka bermain, dan mereka bahagia.”

7. Majas Tautologi

Majas tautologi terjadi ketika kata-kata atau frasa-frasa yang memiliki makna yang sama atau sangat mirip diulang dalam satu kalimat atau pernyataan.

Pengulangan makna dalam majas tautologi bertujuan untuk menegaskan sebuah gagasan di dalam kalimat, sehingga sebuah kalimat tersebut tidak terlalu kaku.

Contoh majas tautologi
  1. “Dia benar-benar sedih dan terluka.”
  2. “Aku sangat mencintaimu dengan sepenuh hati.”
  3. “Dia sangat cerdas dan pintar.”
  4. “Dia sangat rajin dan tekun.”
  5. “Dia sangat sabar dan tabah.”
  6. “Dia sangat baik dan murah hati.”
  7. “Dia sangat kuat dan tangguh.”
  8. “Dia sangat cepat dan gesit.”
  9. “Dia sangat pintar dan cerdas.”

Kesimpulan

Majas merupakan gaya bahasa yang digunakan dalam sastra untuk memberikan efek khusus pada tulisan atau ucapan. Terdapat berbagai macam majas yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia, antara lain majas perbandingan, personifikasi, metafora, hiperbola, alegori dsb.

Penggunaan majas memiliki manfaat dalam memperindah bahasa, menggambarkan dengan lebih jelas, meningkatkan daya tarik tulisan atau ucapan, meningkatkan kreativitas, dan memperkaya kosakata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *