Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro

Pengertian dan Permasalahan Pokok Ekonomi Makro

Pengertian dan Permasalahan Pokok Ekonomi MakroEkonomi makro merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang keseluruhan sistem ekonomi suatu negara atau wilayah. Dalam ekonomi makro, terdapat beberapa permasalahan pokok yang sering menjadi fokus utama dalam analisis dan kebijakan ekonomi. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Pengertian Ekonomi Makro

Makro ekonomi berasal dari kata “makro” yang berarti besar. Jadi, Ekonomi Makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan perekonomian secara keseluruhan (agregatif), seperti masalah pengangguran, kesempatan kerja, pengeluaran negara, pendapatan nasional dan sebagainya.

Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan nasional dan analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk mengukur secara statistik tentang besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional, tabungan dan investasi nasional. Disamping itu berguna untuk menunjukkan dan menentukan hubungan-hubungan sistemastis, sehingga dapat menjelaskan perubahan – perubahan yang dialami oleh variabel – variabel total sepanjang masa.

Hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah hubungan antar variabel – variabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional , tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasioanal, tingkat bunag, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasioanl, utang pemerintah dan sebagainya.

Dalam ekonomi makro menjelaskan tentang hal-hal sebagai berikut:

  1. Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
  2. Pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi pada tingkat yang dikehendaki

Permasalahan Pokok Ekonomi Makro

Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok, yaitu sebagai berikut.

Baca Juga :   Komposisi Penduduk dan Ketenagakerjaan

1. Masalah Jangka Pendek atau Masalah Stabilisasi. 

Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dari bulan ke bulan, dari triwulan ke triwulan atau dari tahun ke tahun, agar terhindar dari tiga “penyakit makro” utama yaitu:

a. Inflasi

Inflasi, merupakan merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak dialami oleh hampir semua negara. Yang dimaksud dengan inflasi adalah suatu keadaan kecendrungan kenaikan harga – harga secara umum dan terus menerus. Oleh sebab itu, kondisi semacam ini dianggap sebagai masalah dan diperlikan kebijakan khusus untuk mengatasinya.

Walaupun tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, inflasi tetap merupakan masalah, karena dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi, dan dapat menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja dalam masyarakat.

Tingkat Keparahan Inflasi
  1. Inflasi Ringan berada Dibawah 10% per tahun
  2. Inflasi Sedang berada antara 10% – 30% per tahun
  3. Inflasi Berat berada antara 30% – 100% per tahun
  4. Inflasi Sangat Berat (hiperinflasi) berada Diatas 100% per tahun
Penyebab Inflasi
  1. Demand Full Inflation, disebabkan karena kelebihan permintaan atas barang / jasa dan sering disebut sebagai inflasi sisi permintaan.
  2. Cost-Push Inflation (Kenaikan Biaya Produksi), terjadi karena kenaikan harga-harga bahan baku, misalnya karena keberhasilan serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena kenaikan harga bahan bakar minyak. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga naik dan terjadilah inflasi. 
  3. Jumlah Uang Yang Beredar di Masyarakat Bertambah, Bila jumlah barang itu tetap, sedangkan uang beredar bertambah dua kali lipat maka harga akan naik dua kali lipat.
Cara Mengendalikan Inflasi
  1. Kebijakan Moneter, adalah kebijakan yang berasal dari bang sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar melalui instrumen – instrumen yang dimiliki bang sentral. Contohnya, Kebijakan pasara terbuka (menjual surat-surat berharga), Kebijakan Diskonto (menaikkan suku bunga).
  2. Kebijakan Fiskal, adalah kebijakan yang berasal dari pemerintah dengan mempengaruhi perekonomian melalui perubahanpengeluaran dan penerimaan pemerintah. Contohnya, Mengurangi pengeluaran pemerintah dan menaikkan tarif pajak.
  3. Kebijakan Lainnya, seperti menambah hasil produksi, mempermudah masuknya barang impor, menjaga kestabilan tingkat upah, menetapkan harga maksimun.
Baca Juga :   Pendapatan Nasional adalah : Contoh Soal + Pembahasan

b. Pengangguran

Pengangguranterjadi karena jumlah tenaga kerja  atau angkatan kerja melebihi tingkat kesempatan kerja yang tersedia. Berdasarakan tingkat pengangguran, dapat diketahui apakah perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment) atau tidak. Secara teoretis perekonomian dianggap mencapai tingkat kesemptatan kerja penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya digunakan.

Di negara kita upaya untuk menekan tingkat pengangguran dilakukan melalui pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk. Program keluarga berencana merupakan salah satu alternatif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. hal ini disebabkan pembangunan ekonomi tidak mempunyai arti jika dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi.

Sebab-sebab pengangguran
  1. Menganggur karena ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik.
  2. Pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
  3. Ketidaksesuain diantara keterampilan pekerja yang sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri-industri.

Untuk mengatasi masalah pengagguran, pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja.

c. Ketimpangan Dalam Neraca Pembayaran

Ketimpangan Dalam Neraca Pembayaran, adalah neraca yang memuat ikhtisar dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu, dan biasanya satu tahun. Neraca pembayaran yang timpang disebabkan adanya kesenjangan antara jumlah perolehan negara dari ekspor dan pembayaran untuk impor.

Jika kondisi volume impor lebih besar (defisit) mengakibatkan devisa menurun sehingga nilai mata uang lokal akan jatuh. Jika kondisi volume ekspor lebih besar (surplus) mengakibatkan nilai uang menguat terhadap luar negeri sehingga akan berdampak makin naiknya impor (ekspor relatif turun). Untuk itu maka neraca pembayaran harus terkondisi seimbang, dengan demikian apabila terjadi surplus, ada kekuatan ekonomi yang dapat mengendalikan impor dan mempertahankan ekspor.

Baca Juga :   Faktor Penyebab Kegagalan Pasar

2. Masalah Jangka Panjang atau Masalah Pertumbuhan

Untuk menganalisis perilaku perekonomian jangka panjang, perhatian terfokus pada output trend atau output potensial. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Meliputi; pertumbuhan ekonomi, dan pertambahan kapasitas produksi.

a. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan perekonomian untuk menyediakan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah, dan kemakmuran masyarakat meningkat. Hal ini merupakan masalah ekonomi jangka panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun). Oleh karena itu, kita harus menciptakan keserasian atau keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.

Setiap Negara senantiasa mengharapkan agar perekonomia yang dicapai mengalami peningkatan secara terus-menerus. Peningkatan perekonomian tersebut akan memupuk investasi serta kemampuan teknik dan pendapatan masyarakat meningkat maka perekonomian mengalami pertumbuhan.

Beberapa hal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut.

  1. Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja
  2. Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait
  3. Tingginya potensi tekanan inflasi secara structural.

b. Kapasitas Produksi

Bagi negara – negara yang masih berkembang, usaha meningkatkan kapasitas produksi nasional merupakan keharusan. Hal tersebut diupayakan dengan tujuan meningkatkan atau mempertaruhkan ringkat pertumbuhan ekonomi.

c. Pemerataan Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan nasional yang lebih merata umumnya dianggap sebagai distribusi pendapatan yang adil. Distribusi pendapatan yang tidak merata yang mempunyai tendensi menimbulkan ketegangan-ketegangan social yang akhirnya berdampak pada kestabilan ekonomi dan politik. 

Perekonomian  di Indonesia masih lebih banyak barputar di Indonesia bagian barat, dan pemerintah sedang berupaya untuk memeratakan pembangunan di Indonesia bagian timur. Di perkotaan pun dapat kita lihat bahwa tidak sedikit gedung-gedung atau komplek perumahan mewah berdampingan dengan daerah kumuh. Hal tersebut dapat menjadi salah satu cirri kesenjangan ekonomi yang masih terjadi di Indonesia.

d. Kebijakan Stabilisasi atau Menstabilkan Situasi Perekonomian

Kestabilan disini meliputi kestabilan tingkat pendapatan, kesempatan kerja, kestabilan tingkat harga, dan kestabilan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Jika hal tersebut belum tercapai maka perekonomian Indonesia akan sulit berkembang karena dapat menimbulkan keengganan investor menginvestasikan modalnya di indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *