Teori-Teori Etika Teori-Teori Etika

Teori-Teori Etika

Teori-Teori Etika – Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk, serta tindakan yang seharusnya dilakukan atau dihindari. Dalam memahami etika, terdapat berbagai teori yang membantu kita memahami dasar-dasar moralitas dan memberikan panduan dalam mengambil keputusan yang baik dan bertanggung jawab.

Semangat utama dalam menyusun konsep mengenai etika adalah prinsip reflektif dan instropeksi yang merupakan golden rule pergaulan antarmanusia yaitu: “Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan pula oleh orang tersebut”.

Prinsip dasar ini akan memberikan kesadaran bahwa etika muncul ketika dua atau lebih orang saling menyepakati suatu konsensus bersama mengenai norma-norma sosial secara seimbang.

Hal ini dibutuhkan karena setiap orang memiliki kepentingan yang unik dan bisa saja bertentangan dengan kepentingan orang lain. Disinilah dibutuhkan suatu nilai bersama yang menjadi jalan tengah bagi perbedaan kepentingan yang ada.

Teori Etika dalam Kajian Filsafat

Secara umum, teori-teori mengenai etika berkembang atas dasar penalaran rasional yang terbatas kepada pencapaian kepentingan atau tujuan hidup manusia.

Dalam kajian filsafat, terdapat banyak sistem atau teori mengenai etika tentang hakikat moralitas dan fungsinya dalam kehidupan manusia.

1. Egoisme

Pada dasarnya setiap orang hanya akan memperdulikan kepentingan dirinya sendiri. Jika ada satu atau dua tindakannya memberikan keuntungan pada orang lain, maka itu bukan menjadi niat sebenarnya ia melakukan tindakan tersebut.

Baca Juga :   Risiko Bisnis adalah: Pengertian dan Jenis-enis Risiko dalam Bisnis

Tindakannya memberikan manfaat kepada orang lain lebih didasari dengan pertimbangan bahwa perbuatannya itu pada akhirnya akan memberikan manfaat kepada dirinya sendiri.

2. Hedonisme

Pada konsep ini, pada dasarnya dikatakan bahwa secara kodrati manusia mencari kesenangan dan berupaya menghindari ketidaksenangan. Secara logis perilaku dan tindakan manusia banyak didorong oleh kesenangannya.

Standar moral dan etika akan baik apabila seseorang merasa senang dengan kondisi tersebut dan sebaliknya dikatakan etika atau moralnya tidak sejalan apabila kondisi yang ada menghadirkan ketidaksenangan. Dalam konteks ini maka tepat jika dikatakan bahwa hedonisme sangat terkait dengan konsep egoisme.

3. Utilitarianisme

Teori ini menyatakan bahwa suatu tindakan dianggap baik apabila membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota kelompok.

Dengan demikian maka teori ini berprinsip bahwa tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensi atau akibat yang terjadi dari suatu tindakan.

Teori ini dianggap lebih relevan dengan norma-norma kebersamaan yang memiliki ragam kepentingan dibandingkan hedonisme dan egoism.

4. Deontologi

Teori ini mewajibkan setiap orang untuk berbuat kebaikan. Berbeda dengan utilitarianisme, maka deontologi justru tindakan etis tidak berhubungan dengan tujuan atau konsekuensi atau akibat dari suatu tindakan.

Intinya adalah, etis tidaknya suatu perbuatan lebih didasari pada maksud atau niat dari si pelaku perbuatan itu sendiri.

5. Teonom

Pada teori ini perilaku etis dikaitkan dengan aspek religi. Dikatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaiannya dengan kehendak Tuhan, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti perintah dan larangan Tuhan.

Panduan perilaku etis pada perilaku ini tidak didasarkan pada norma bersama dalam suatu kelompok, namun lebih kepada panduan di dalam kitab-kitab suci.

Baca Juga :   Majas Repetisi adalah: Pengertian, Ciri-ciri, dan 40 Contohnya

Teori-Teori Etika Umum

1. Etika Normatif

Etika normatif adalah teori etika yang berfokus pada pembuatan keputusan moral berdasarkan aturan atau norma yang telah ditetapkan. Dalam etika normatif, terdapat dua pendekatan utama, yaitu:

a. Etika Deontologi

Etika deontologi berfokus pada kewajiban dan tindakan yang benar atau salah berdasarkan prinsip moral yang tetap.

Dalam etika deontologi, tindakan dianggap baik jika sesuai dengan aturan moral yang ada, tanpa memperhatikan konsekuensi atau hasil akhir dari tindakan tersebut.

b. Etika Teleologi

Etika teleologi berfokus pada konsekuensi atau hasil akhir dari tindakan. Dalam etika teleologi, tindakan dianggap baik jika menghasilkan akibat yang positif atau mengarah pada tujuan yang diinginkan.

Pendekatan ini juga dikenal dengan sebutan etika konsekuensialisme.

2. Etika Deskriptif

Etika deskriptif adalah teori etika yang berfokus pada deskripsi dan analisis tentang bagaimana manusia sebenarnya berperilaku dalam konteks moral.

Dalam etika deskriptif, tidak ada penilaian tentang apa yang seharusnya dilakukan, melainkan hanya menjelaskan bagaimana manusia sebenarnya bertindak dan memandang moralitas.

3. Etika Normatif Terapan

Etika normatif terapan adalah teori etika yang berfokus pada penerapan prinsip-prinsip etika dalam konteks spesifik. Beberapa contoh dari etika normatif terapan antara lain:

a. Etika Bisnis

Etika bisnis membahas tentang bagaimana perusahaan dan individu dalam dunia bisnis harus bertindak secara moral dan bertanggung jawab.

Etika bisnis melibatkan pertimbangan tentang keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam mengambil keputusan bisnis.

b. Etika Medis

Etika medis membahas tentang prinsip-prinsip moral yang berlaku dalam praktik medis. Hal ini meliputi pertimbangan tentang hak pasien, prinsip otonomi, dan keadilan dalam pelayanan kesehatan.

c. Etika Lingkungan

Etika lingkungan membahas tentang tanggung jawab kita terhadap alam dan lingkungan hidup. Hal ini meliputi pertimbangan tentang keberlanjutan, pelestarian sumber daya alam, dan dampak lingkungan dari tindakan manusia.

Baca Juga :   Pengertian Profesi dan Profesionalisme

4. Etika Kontraktualisme

Etika kontraktualisme adalah teori etika yang berfokus pada konsep kontrak sosial atau kesepakatan bersama antara individu dalam membentuk aturan moral. Dalam etika kontraktualisme, tindakan dianggap baik jika sesuai dengan prinsip-prinsip yang disepakati bersama dalam kontrak sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *